Selasa, 19 Maret 2013

Filsafat ilmu

  BAB 1
   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengertian ilmu filsafat dan metode ilmu filsafat hampir sama banyaknya dengan jumlah filsuf itu sendiri. Menurut  dari  beberapa teori tokoh tokoh filsafat, filsafat adalah ilmu tertua atau paling tua atau  dasar dasar atau sumber-sumber dari ilmu pengetahuan yang ada didunia ini dari segi apapun misalnya fisika, ekonomi, astronomi , biologi, ideologi dan ilmu-ilmu lainya.ilmu filsaafat terus berkembang dari zaman ke zaman mulai dari zaman yunani kuno, zaman pertengahan , zaman renaissans , zaman modern , sampai dengan zaman kontemporer sekarang ini.
 Di dalam kehidupan sehari hari pun sekarang ini teori reori filsafat sering diterapkan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara sadar maupun tidak sadar. Misalnya ada seorang remaja sedang berbaring dibawah pohon yang sejuk sembari menatap langit yang biru dan awan yang putih pada siang hari lalu dia merenung  dan berpikir kemudian muncul segelintir-segelintir pertanyaan diotaknya yang membuatnya penasaran seperti kenapa langit biru? kenapa awan putih?kenapa bumi berputar dan siapa yang menciptakan dan mengatur semua ini, apakah itu terjadi secara kebetulan ataukah ada zat yang maha pencipta lagi maha perkasa yang menciptakan semua ini.
Itulah kenapa ilmu filsafat itu sangat penting untuk dipelajari oleh semua orang dan dengan membaca makalah yang telah saya buat ini walaupun sedikit tapi saya harap bisa menjadi pembuka pikiran kita tentang filsafat dan kegunaannya di kehidupan kita sehari-hari walaupun mungkin hanya sedikit.
B.     Fokus
Pembahasan tentang filsafat ilmu sangatlah banyak dan bahkan  tidak terbatas seperti yang penulis jelaskan diatas pengertian ilmu filsafat sama banyaknya dengan filsuf itu sendiri, oleh karna itu sangat tidak mungkin untuk menjelaskan semuanya disini. Didalam makalah ini sendiri, penulis hanya akan membahas tentang masalah periodisasi perkembangan ilmu filsuf dari zaman ke zaman mulai dari zaman yunani kuno sampai dengan zaman kontemporer.


C.  Maksud dan Tujuan
   Maksud penulis membuat makalah ini adalah agar pembaca lebih mengeerti tentang sejarah filsafat, dan tujuannya sendiri adalah agar para pembaca lebih paham tentang periodeisasi perkembangan ilmu yang terjadi di dunia dari abad ke abad mulai dari zaman yunani, zaman pertengahan, zaman renaissans, zaman modern sampai dengan zaman kontemporer sekarang ini.
  

BAB 2
SEJARAH SEJARAH  FILSAFAT
   Filsafat menurut asal mula dan periodenya dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Filsafat dari barat, dan Filsafat dari timur.
A.    filsafat dari barat
1.     zaman filsafat yunani kuno (600 SM-400M)
zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di yunani . tokoh –tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsure induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut thales, arche itu air, menurut anaximandros arche ituudara,phytagoras mengatakan arche itu bilangan,heraklitos arche itu api ,ia juga berpendapat bahwa segala seseuatu ituterus mengalir (pantha rhei) . parmanaedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
2.  Zaman keemasan filsafat yunani
Yang menjadi objek penyelidikan bukan lagi alam tetapi manusia ,sebagaimana yang dikatakan oleh phytagoras , ‘manusia adalah ukuran untuk segala-galanya ‘. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Pen dapat ini didukung oleh muridnya yaitu plato, mengatakan bahwa ;’’realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.dunia yang pertama adalah dunia jasamani dan kedua adalah ide’’.

3.     Masa helintis dan romawi
     Pada masa ini muncul beberapa aliran beikut:
a.     Stoisisme
       Menurut paham ini ,jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut ‘logos’ .oleh karna itu ,segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
b.        Epikurisme
       Segala sesuatu terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-sewa
c.        Skeptisisme
       Mereka berpikir bahwa bidang teotiris manusia tidak sanggup mencapai kebenaran . sikap umum mereka adalah kesangsian.
d.       Ekletisisme
   Suatu kecendrungan umum yang mengambil berbagai unsur , filsafat dari aliran aliran lain tanpa berhasil mencpai suatu pemikiran pada allah sebagai ‘yang satu’ , segala sesuatu berasal dari ‘yang satu ‘ dan ingin kembali kepadanya(bertens,1998,hlm.16-18)
4.        Zaman abad pertengahan
Timbulnya agama kristes yang dibawa oleh Nabi isa as pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar.agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karna mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati.hal  ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal.

Filsafat pada zaman pertengahan mengalami dua periode yaitu:
a.       Patristic
Paraistrik berasal dari kata latin ‘patres’ yang berarti bapa-bapa gereja , ialah ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen .periode ini mengalami dua tahap yaitu:
1)      Permulaan agama Kristen ,setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat yunani maka agama Kristen menetapkan diri.keluar memperkuat gereja dan kedalam menetapkan dogma-dogma.
2)      Filsafat augustinus ,yang merupakan seorang ahli filsafat yang terrkenal pada masa ini,autisnus meliat dogma-dogma sebagai suatu keseluluhan.
b.      Skolastik(800-1500M)
1)      Periode skolastik awal (abad ke 9-12)
Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karna hubungan yang rapat antara agama dan filsafat .yang tampak pada permulaan adalah persoaalan
2)      Periode perkembangan puncak skolastik(abad ke13)
Ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat barat dan yahudi. Puncak perkembangan Pada Thomas Aquinas .
3)      Periode skolastik akhir
Ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme ,ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak member petunjuk tentang  tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya
Suatu hal. Pengertian umum hanya momen  yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang objektif
5.      Zaman renaisans
     Geraja barat memperrtahankan sebagian besar ajarannya melalui peran biara dengan ilnuan ,ahli-ahli kitab suci dan perpustakaan mereka. Walau kekaisaran roma sudah berlalu ,pembelajaran dilanjutkan selama abad pertengahan .ajaran baru dan gerakan pembaharuan mengakibatkan gejolak intelektual dan sosial. Ide dan penemuan baru masuk ke eropa dan mengakibatkan kelahiran kembali pengetahuan , renaisains yang berdampak pada sastra , seni, dan ilmu pengetahuan .
      Revormasi abad ke-16 menyusul bangkitnya pengetahuan di zaman renesains dan perkembangan humanisme atau minat terhadap  perkembangan pengetahuan manusia dan ilmu , dan sikap tolerran dan terbuka terhadap ide-ide). Ilmuan humanis seperti desiderius Erasmus ,menyindir kemunafikan gereja abad pertengahan .para revormator berusaha mengarahkan kembali gereja berdasarkan kitab suci .situasi politik yang relevan , dengan negara dan raja yang bermunculan yang ingin sekali bergerak bebas dari kekuasaan paus  atau kaisar romawi suci. Raja raja jerman menyambut baik iman reformasi , karna hal ini member kebebasan baru pada mereka. Di inggris politik juga memainkan perannya . raja hendrik 7 berpisah dari paus untuk memutuskan percerian ,tetepi ia memperrtahankan kebaktian ritual gereja sesuan dengan ritus katolik roma selama hamper sepanjang pemerintahannya. Kemudian uskup agung cranmer memasukan ide revormasi dan menghasilkan dua buku doa berbahasa inggris .
     renaissance yang berarti kelahiran kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (yunani –romawi). Pembaruan terpenting yang keliatan dalam filsafat renaissance itu antroposentrismenya pusat perhatian pemikiran itu tidak lagi kosmos  atau tuhan  melainkan manusia.manusia diangap titik focus .
Latar belakang and implikasi dari renaissance itu aadalah sebagai berikut:
a.               Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasan spiritual yang mengakibatkan lahirnya   cita-cita semangat pembaruan dan pembebasan.
b.             Berkembangnya jiwa dan semangat individualism. 
c.              Pertentangan diskusi antara universalia dan individualism berakhir dengan kemenangan individualism . hal ini akan menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut:
1)      Warga masyarakat tidak lagi menerima dogma/agama yang digambarkan ada di   tangan masing masing diri manusia.
2)      Pandangan yang bercorak subtstansialistis dan metode pendekatan ilmiah secara deduktif  , dikalahkan oleh metode-metode induktif dan empiris untuk menemukan kebenaran kebenaran individual.
3)      Timbulnya rasa  kebanggaan terhadap harta dan derajat manusia . gejala ini menunjukan manifestasinya kepada kepercayaan  diri bahwa manusia dengan kebebasan,nilai individualis yang optimal , dan kemampuan ilmiahnya merasa mampu untuk mengusai alam semesta ini.
6.      Zaman  modern
     Zaman modern ditandai dengan munculnya rasionalisme rene decartes, b. spinozoa, dan g .libniz. mereka menekankan pentingnya rasio atau akal budi manusia.
Pada abad ke -18 terkenal dengan zaman pencerahan , dengan munculnya tokoh-tokoh empirisme .istilah empirisme bersal dari bahasa yunani empeiria yang berarti pengalaman indrawi .empirisme memilih pengalaman sebagai sumber utama  pengenalan , baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia saja .
     Tokoh –tokoh empirisme antara lain , diingris john locke ,George barkeley , and david hume. Diperancis ada jean  selain itu ditandai pula munculnya aliran idealiseme seperti  fichte ,f.scheling dan g.w. hegel.
7.      Zaman kotemporer
a.             Aliran positivism
Positivism mulai pada filsuf A.Comte, ia menyatakan bahwa pemikiran setiap manusia , ilmu, dan suku bangsa manusia melewati tiga tahap, yaitu
1.   Tahap teologis
2.   Tahap metafisis
3.   Tahap positis ilmiah
b.   Marxisme
Karl marx megajarkan bahwa  kenyataan kita akhir nya hanya terdiri atas materi yang berkembang  melalui suatu proses dialektis .salah satu prinsip materialism dialektis ialah bahwa perubahan dalam kuantitas dapat mengakibatkan perubahan dalam kualitas. Itu berarti bahwa suatu kejadian pada taraf kuantitatif dapat menghasilkan sesuatu yang sama sekali baru .dengan cara itulah kehidupan berasal dari materi mati dan kesadaran manusiawi berasal dari kehidupan organis.


c.             Eksistensialisme
Adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi  atau keberadaan .eksistensi secaara khusus adalah cara manusia berada didalam dunia .kata eksistensi berasal dari kata eks /keluar yang diturunkan dari kata kerja sisto artinya berdiri,menetapakan . oleh karna itu, kata eksistensi diartikan manusia sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirimya . manusia sadar bahwa dirinya ada.
d.            Fenomologi
Kata fenomologi berasal dari kata yunani fenomenom,yaitu sesuatu yang tampak , yang terlihat karna bercahaya , yang ada didalam bahasa Indonesia disebut gejala ,jadi fenomologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena , atau gejala sesuatu yang menampakan diri.
e.             Pragmatims
Paragmatism merupakan suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis . pegangan pragmatism adalah logika pengamatan. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal saja membawa akibat yang praktis . pengalaman pribadi diterimanya, asal bermanfaat ,bahkan kebenaran mistisitu membawa akibat praktis yang bermanfaat.
f.neo- Neo-kantianisme tomisme
Neo-kantianisme berkembang terutama dijerman . filsafat dalam aliran ini dianggap sebagai epistemology dan kritik ilmu pengetahuan . tokoh-tokoh terpenting adalah E. Cassier , H.Rickert  dan H.Vainhinger . neo-tomisme berkembang didunia  katolik dibanyak negara eropa dan amerika.

B.     Filsafat dari Timur
Berbeda dari filsafat barat ,filsafat timur berasal dari beberapa daerah seperti cina,india dan arab yang terbagi lagi menjadi beberapa zaman-zaman sebagai berikut;
1.      Filsafat dari cina
   Filsafat cina erat hubungannya dengan keadaan alam dan masyarakat.filsafat cina mempunyai cirri khusus ,yaitu yang menjadi tema dari filsafat dan kebudayaan adalah peerikemanusian atau ‘jen’ ,menurut confusius jen memiliki dua bentuk yaitu:
a.       Segi positif;chung
Ajaran ini mengatakan ‘Apa yang kau suka dari orang lain beerbuat kepadamu berbuatlah itu kepadanya’.
b.      Segi negative;shu
Ajaran ini mengatakan apa yang tidak kau suka dari orang lain berbuatlah hal itu kepadanya.
Filsafat china dibagi menjadi 4 periode yaitu;
a.       Zaman kuno
   Zaman ini ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat antara lain sebagai berikut;
1)       Konfusianisme-jhu chia
Suatu alira yang terdiri atas orang-orang terpelajar yang mempunyai keahlian dibidang kitab-kitab klasik.etika konfusianisme didasarkan pada kebutuhan manusia,yaitu kebutuhan akan kebahagian hidup
2)      Taoisme:tao te china
Suatu mazhab yang terdiri atas orang –orang terpelajar dan mengalami kekecewaan karna keadaan negara pada waktu itu mengalami kemunduran
3)      Yin yang
Suatu mazhab yang dipelajari oleh orang orang yang pada mulanya mempunyai kedudukan penting dalam istana. Yin artinya betina seperti bumi,bulan,air ,hitam,dan sebagainya . yang :prinsip jantan seperti surge , api, putih, keaktifan dan sebagainya
4)      Mohisme atau mo cia
Yaitu suatu aliran yang terdiri atas kelompok kaum satria yang telah kehilangan kedudukannya ,mereka menawarkan keahlian dibidang peperangan kepafa penguasa baru.tokohnya motsu (479-381)
5)      Dialektisme: ming chia /mazhab nama-nama
Aliran ini dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat dan pidato .mereka menyalurkan kepandaianya kepada rakyat.ajarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi pandangan orang agar dapat dengan mudah untuk memberikan nama pada suatu objek.

6)      Legalisme
Dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang pemerintahan,mereka menwarkan kepandaian mereka kepada para penguasa diberbagai daerah.
b.      Zaman pembaruan
   Zaman ini ditandai dengan masuknya budisme dari india, yang kemudian berkembang pesat di cina dan memberikan warna baru bagi pemikiran kefilsafatan dichina. Bhudisme sendiri banyak berbaur dengan alam pemikiran filsafat china  sehingga melahirkan aliran baru yaitu ch’an bhudisme atau ch’anisme .
c.       Zaman neo confusianime
   Ditandai dengan adanya pergerakan untuk kembali  ke ajaran konfusianisme yang asli
d.      Zaman modern
   Pemikiran kefilsafatan sangat banyak di pengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang berasal dari barat , hal ini karna banyaknya paderi yang masuk kedaratan cina .aliran yang paling berpengaruh adalah pragmatism yang berasal dari amerika.
2.      Filsafat dari india
   Filsafat india bercorak religious dan etis. Sejarah filafat dibagi menjadi 4 periode yaitu:
a.       zaman weda
Ditandai dengan kedatangan bangsa arya dan penyebabnya di india . tercata berdirinya perguruan-perguraun dihutan-hutan dimana idealisame yang tinggi dari india mulai berkembang

b.      zaman wiracarita/epic(hikayat kepahlawanan)
Berkembangnya upanisad-upanisad terrtua dan system –sistem filsafat daryana. System-sisytem dari bhudisme ,jainisme,syiwaisme,dan wisnuisme.
c.       zaman sutra-sutra
Pada periode ini bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak ,sehingga kurang sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat semacam rangkuman ,skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas .sikhtisar ini dibuat dalam bentuk sutra-sutra.


d.      zaman skolastik
sukar sekali dipisahkan dari zaman sutra-sutra ,tetapi disini muncul tokoh-tokoh besar seperti kumarila,sankara,bhaskara,dan jayanta.guru-gurufilsafat itu dijumpai berselisih paham karna masing-masing mengajukan alasan-alasan yang tersusun rapi.mereka dengan penuh harapan saling mengajukan argumentasi dengan menetapkan sifat-sifat umum atas dasar logika.

C.      Filasafat dari Arab/Islam
Filsafat skolistik islam dibagi menjadi  2 zaman yaitu
a.       Zaman  mutakallimin
Pada zaman ini  munculah beberapa mazhab yaitu;
1)                      Mazhab al-khawaij
Ia berpendapat bahwa setiap orang dari umat Muhammad yang terus menerus berbuat dosa besar dan hingga matinya belum juga tobat, maka orang itu akan di hukum mati kafir kekal didalam neraka.
2)      Mazhab murijah
Artinya melambatkan atau menangguhkan  pada balasan tuhan diakhir. Mazhab ini berpendapat bahwa keputusan tentang baik buruknya seorang khalifah bukan urusan manusia akan tetapi terserah tuhan .
3)      Mazhab qodariah
Timbul diirak pada ytahun 689.tokohnya ma’bad al jhuhani al bishri. Mazhab ini berpendapat bahwa kalau tuhan itu adil ,maka tuhan akan menghukum orang yang bersalah dan member pahala kepada orang yang berbuat baik .manusia harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik atau buruk .kalau tuhan telah menentukan terlebih dahuklu nasib manusia ,maka tuhan itu menjadi zalim.
4)      Mazhab jabariah
Juga sering disebut sebagai jahamiah ,timbul di khurasan Persia. Tokohnya aljaham bin syafwan. Mazhab jabariah berpandangan bahwa ALLAH menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan manusia .
5)      Mazhab mutazilah /rasionalistis
Didirakan oleh abu hudzaifah washil bin atho al ghazli , ia berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk golongan tidak mukmin dan tidak kafir ,tetapi diantara keduanya.
6)      Mazhab ahli sunnah wal jamaah /sunni
Tokohnya yang terkenal adalah ahmad bin hambal . ahli sunnah berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan didalam hati dan di ucapkan secara lisan ,sedangkan amal perbuatannya merupakan syarat sempurna iman itu. Orang yang berbuat doda besar kemudian meninggal sebelum bertobat, hukumannya terserah kepada ALLAH.
b.      Zaman filsafat islam
Dalam periode ini para filsuf berusaha menyelidiki hakikat sesuatu termasuk ketuhanan dan alam.tokoh-tokoh yang termasuk di dalam  periode ini al kindi, al farab, ibnu sina ,al ghazali,ibnu waja ,ibnu thufail dan ilmu ruyd.
Dengan terjadinya pertukaran kebudayaan di antara bangsa dan seluruh pelosok dunia ,maka pemikiran filsafat islam juga ikut masuk kenegara lain terutama barat baik melalui aktifitas kerajaan ,terjemahan buku dan perpustakaan ,pengirirman mahasiswa dan pengaruh dari pemikiran bangsa-bangsa lain terutama modernisasi barat.


KESIMPULAN DAN SARAN
   Pembagian ilmu filsafat dibagi menjadi dua bagian dari sisi dunia yaitu filsafat barat dan filsafat timur,didalam filsafat barat terdapat beberapa zaman atau periode yaitu zaman kuno (yunani,romawi) ,zaman pertengahan(awal berdirinya agama kristen ), zaman renaissance adalah zaman dimana ide-ide sudah berkembang dann tidak lagi menerima dogma-dogma agama(kristen) , zaman  modern atau  disebut juga zaman pencerahan dimana lebih mementingkan akal budi dan pengetahuan , dan zaman komtemporer yang banyak berkembang di eropa dan amerika. Berbeda dari filsafat barat  filsafat timur dibagi dalam beberapa daerah yaitu china,india,dan arab. Filaafat china erat hubungannya dengan masyarakat dan alam , filsafat india lebih bercorak religius dan etis, dan filsafat arab yang dibawa oleh islam cenderung kepada hakikat ketuhanan ALLAH.

Ontologi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu dibahas dalam kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 para filsuf membedakan antara metafisika dan ontolgi pada pemilahan kajian atau objek yang ditelaah. Secara garis besar ontologi dan metafisika mempunyai perbedaan arti secara etimologi yaitu; ontologi berasal dari kata ta onta dan logia. Ta onta berarti segala sesuatu yang ada dan logia berarti ajaran/ilmu pengetahuan, jadi ontologi berarti ajaran mengenai yang ada atau segala  sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika adalah sesuatu yang ada pada sesudah fisika. Prof. B. Delfgaauw membedakan antar ontologi dan metafisika melihat dari objeknya. Objek yang bisa ditangkap dengan panca indra termasuk masalah ontologi, sedangkan objek yang tidak dapat ditangkap denga panca indra termasuk bidang metasifika. Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Sementara itu penjelasan deskriptif mengenai ontologi dibahas sebagaimana akan diuraikan dimakalah ini dari pengertian ontologi, pendapat tokoh-tokoh filsafat terhadap ontologi, objek formal ontologi, aliran-aliran dalam ontologi, serta metode-metode yang dipakai dalam ontologi. Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.  Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional.

1.2              Rumusan Masalah
·         Apakah Arti Ontologi itu?
·         Bagaimanakah sejarah perkembangan ontologi itu ?
·         Berbagai jenis aliran dari ontology ?

1.3    Tujuan
·         Memahami apa itu ontology ?
·         Perkembangan dari ontology ?
·         Kelebihan dan Kelemahan Ontology










BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logis Jadi ontology adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus.
Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafiska atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.

2.2   Sejarah Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang: kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
·         yang-ada (being)
·         kenyataan/realitas (reality)
·         eksistensi (existence)
·         esensi (essence)
·         substansi (substance)
·         perubahan (change)
·         tunggal (one)
·         jamak (many)

Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).

2.3              Aliran-aliran Ontology
Dalam mempelajari ontologi muncul beberapa pertanyaan yang kemudian melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. Dari masing-masing pertanyaan menimbulkan beberapa sudut pandang mengenai ontologi. Pertanyaan itu berupa “Apakah yang ada itu? (What is being?)”, “Bagaimanakah yang ada itu? (How is being?)”, dan “Dimanakah yang ada itu? (What is being?)”.

\
1.    Apakah yang ada itu? (What is being?)
Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir aliran filsafat, yaitu sebagai berikut :
a). Aliran Monoisme
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Plato adalah tokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran .
·      Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini  dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnya bagi kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan. Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom itulah yang merupakan asal kejadian alam.




·           Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.  Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.

b). Aliran Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan). Ini tercantum dalam bukunya Discours de la Methode (1637) dan Meditations de Prima Philosophia (1641). Dalam bukunya ini pula, Ia menerangkan metodenya yang terkenal dengan Cogito Descartes (metode keraguan Descartes/Cartesian Doubt). Disamping Descartes, ada juga Benedictus de Spinoza (1632-1677 M), dan Gitifried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M).


c). Aliran Pluralisme

Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles, yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M), yang mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan lepas dari akal yang mengenal.


a)      Aliran Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M). Dalam pandangannya dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Mata manusia tidak lagi diarahkan pada suatu dunia di belakang atau di atas dunia di mana ia hidup.


b)     Aliran Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnostisisme berasal dari bahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme, yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu orang lain. Berbeda dengan pendapat Martin Heidegger (1889-1976 M), yang mengatakan bahwa satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanya manusialah yang dapat memahami dirinya sendiri. Tokoh lainnya adalah, Jean Paul Sartre (1905-1980 M), yang mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan entre (ada), melainkan aentre (akan atau sedang). Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.

2.4    Ontologi menurut Tokoh – tokoh Filsafat
Menurut  bahasa, Ontologi  berasal dari  bahasa  Yunani  yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. B.    Ontologi menurut Tokoh-tokoh filsafat
Tokoh yang membuat istilah pertma ontologi adlah cristian wolff (1679-1714). Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu ta onta berarti “ yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian ontolgi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang ada.

Berikut adalah pendapat tokoh filsafat mengenai ontologi diantaranya:

a.    Aristoteles mengatakan The first Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.
b.    Noeng Muhajir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan ontology membahas tentang yang ada yang universal dan tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
c.    Lorens Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
d.   Jujun S. Suriasumatri dalam Pengantar ilmu dalam Perspektif  mengatakan, ontologi membahas apa yang kita ingin ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
e.    A. Dardiri  dalam bukunya Humaniora, Filsafat dan Logika mengatakan ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang  nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal,abstraksi) dapat dikatakan ada.
f.     Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan.
g.    Amsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan, ontologi adalah teori/ilmu tetang wujud, tentang hakikat yang ada.



h.     Menurut Suriasumantri (1985),
Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti    berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
i.      Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.
j.      Menurut Pandangan The Liang Gie
Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan:
·    Apakah artinya ada, hal ada?
·    Apakah golongan-golongan dari hal yang ada?
·    Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada?
·   Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada .

k.    Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles
Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM).





2.5  Keunggulan dan Kekurangan dari Ontology
2.5.1  Keunggulan (kelebihan) Ontology
Ø  Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
Ø  Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.
Ø  Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.
Ø  Membantu membentuk pola pikir yang maju dari zaman ke zamannya.


 2.5.2  Kelemahan (kekurangan) ontology :
Ø  Memerlukan penguasaan yang baik karna mengunakan pemahaman.
Ø  Sulit untuk di pahami karna hanya menggunakan teori dalam pengerjaannya.
Ø  Hanya terdapat teori di dalamnya .
Ø  Terdapat keterbatasan dalam konteks teorinya.









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Ø  Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logic Jadi ontology adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Ø  Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus.
Ø  1. Keunggulan (kelebihan) Ontology : Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada
2.      Kelemahan (kekurangan) ontology : Sulit untuk di pahami karna hanya menggunakan teori dalam pengerjaannya.






DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan.   Yogyakarta. Kanisius
Bakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang
Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius